Tuntut Keadilan: Solidaritas Pendekar PSHT Datangi Polda Metro Jaya

0
374
Tuntut Keadilan: Solidaritas Pendekar PSHT Datangi Polda Metro Jaya

jabarinteraktif.com – Puluhan pendekar silat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) memenuhi halaman Polda Metro Jaya pada Kamis, 16 Januari 2025. Kehadiran mereka bukan untuk menciptakan keributan, tetapi untuk memberikan dukungan moral kepada salah satu anggotanya, Eko Hendrianto, yang menjadi korban pencurian mobil dalam kasus yang penuh teka-teki.

Kasus ini bermula pada Juni 2024 di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Mobil Eko, yang diparkir di lokasi resmi terminal, lenyap tanpa jejak. Dugaan mengarah pada keterlibatan oknum organisasi masyarakat (ormas) yang mengatasnamakan perusahaan leasing. Namun, hingga lebih dari enam bulan berlalu, upaya pengungkapan kasus ini tak kunjung menemui kejelasan.

Suara Korban: “Saya Ingin Keadilan”

Di tengah perhatian awak media dan dukungan para pendekar PSHT, Eko Hendrianto mengungkapkan kekecewaannya terhadap lambannya penanganan kasus ini. Mobil yang dicuri itu masih dalam status kredit dan ditarik secara paksa oleh seseorang yang mengaku dari perusahaan leasing. Namun, penyelidikan mengungkap fakta lain.

“Setelah ditelusuri, pelaku ternyata bukan dari leasing. Mobil saya diparkir di tempat resmi, semua dokumen lengkap, tapi tetap saja diambil paksa. Ini sangat merugikan saya,” ujar Eko dengan suara bergetar menahan kesal.

Eko juga menjelaskan bahwa pencurian terjadi pada malam hari, saat suasana terminal sepi. Ia meminta aparat kepolisian untuk segera menangkap pelaku dan mengembalikan mobilnya yang telah menjadi sumber mata pencahariannya.

Gelar Perkara dan Bukti Baru

Merespons laporan tersebut, Polda Metro Jaya segera menggelar perkara khusus. Damianus Jefry Sagala, kuasa hukum Eko, mengungkapkan adanya temuan baru yang semakin menguatkan bahwa Eko adalah korban kejahatan terencana.

“Pihak leasing telah memastikan bahwa pelaku tidak memiliki hubungan apa pun dengan mereka. Ini menjadi bukti kuat bahwa aksi tersebut adalah pencurian yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan leasing,” jelas Damianus.

Ia menegaskan pentingnya langkah cepat dari pihak kepolisian agar kasus ini tidak menjadi preseden buruk dan menciptakan keresahan di masyarakat. “Keadilan harus ditegakkan. Ini bukan hanya tentang Eko, tetapi tentang kepercayaan masyarakat terhadap hukum,” tegasnya.

Solidaritas Tanpa Kekerasan

Di tengah panasnya kasus ini, kehadiran puluhan pendekar PSHT memberikan warna berbeda. Mereka datang dengan tertib, menunjukkan solidaritas tanpa kekerasan. Para pendekar menegaskan bahwa kehadiran mereka adalah untuk mendukung perjuangan Eko dalam mencari keadilan.

“Kami tidak datang untuk membuat masalah. Kami hanya ingin mendukung saudara kami yang sedang mencari haknya. Persaudaraan ini bukan hanya sekadar nama, tetapi kekuatan yang bersatu melawan ketidakadilan,” ujar salah satu pendekar PSHT.

Mereka berharap aksi damai ini menjadi pengingat bahwa hukum seharusnya menjadi benteng keadilan, bukan alat kepentingan.

Ujian Penegakan Hukum

Kasus ini menjadi gambaran nyata tantangan dalam penegakan hukum di Indonesia. Ketika oknum memanfaatkan celah hukum demi kepentingan pribadi, masyarakat yang seharusnya merasa aman justru menjadi korban.

Polda Metro Jaya kini berada di bawah sorotan. Publik menanti langkah konkret aparat untuk mengungkap pelaku dan memberikan rasa aman kepada korban. Penanganan kasus ini bukan hanya soal penyelesaian pencurian, tetapi juga soal membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap institusi penegak hukum.

Kehadiran pendekar PSHT di Polda Metro Jaya bukan sekadar aksi solidaritas, tetapi simbol perjuangan rakyat untuk memastikan keadilan tidak menjadi barang mahal yang sulit diraih. Harapan kini ada di pundak kepolisian untuk membuktikan bahwa keadilan bisa ditegakkan tanpa pandang bulu.(red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini