PANMAS – Aksi Kamisan Depok ke 4 pada 16 juli 2020 yang dilakukan oleh para seniman dan aktivis di kawasan Stadion Merpati semakin bertambah jumlah pesertanya.
Para seniman yang tergabung dalam aksi tersebut, sudah aksi 4 kali menuntut Gedung Kesenian Depok.
Menurut para peserta aksi, Walikota Depok dianggap gagal dan pura-pura peduli seni. “Walikota Depok pura-pura peduli seni, semua yang dilakukan hanya untuk sejuta pencitraan, bukan untuk sebuah kepedulian,” ujar Dedi dari grup musik RTJ.
Sementara Tia Sulaiman aktivis dan seniman jebolan Bengkel Teater, dalam aksi tersebut mengatakan bahwa Walikota Depok saat ini hanya sibuk untuk membuat pencitraan seolah-olah dirinya peduli kebudayaan, tapi sesungguhnya konsepnya kosong.
“Jika orang punya konsep dan gagasan, biasanya orang itu akan berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan gagasannya. Jika otaknya kosong ya akhirnya terjebak dalam kepura-puraan,” ujar Tia Sulaiman menggunakan bahasa metafora.
Aksi Kamisan Depok kali ini juga mengangkat isu nasional yang saat ini sedang memanas. Tuntutan Gagalkan Omnibus Law dan Kembalikan Penyair Yang Diculik Negara.(RO)