PELUANG EKSPLORASI MINERAL KRITIS DALAM MENUNJANG TRANSISI ENERGI

0
1

Bandung, PSDMBP – Pada tanggal 16 Agustus 2022 menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77, PSDMBP melalui kelompok Mineral telah melaksanakan kegiatan FGD (Focus Grup Discussion) dengan tema “Peluang Eksplorasi Mineral Kritis dalam Menunjang Transisi Energi”. Kegiatan ini guys, diikuti oleh beberapa stakeholders seperti Akademisi, Industri, Asosiasi dan Instansi terkait lainnya.

Pada acara ini Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan bahwa Sumber daya mineral sangat berperan dalam perkembangan ekonomi nasional. Oleh karena itu penguasaan teknologi sangat penting dalam mendapatkan data mineral kritis di Indonesia.

Eko Budi Lelono, Kepala Badan Geologi menyampaikan juga bahwa Badan Geologi dalam keterlibatan di forum G20 berperan serta dalam transisi energi net Zero emission, karena Indonesia mempunyai sumberdaya mineral kritis untuk mendukung industri energi baru terbarukan.

Menurut Ridwan Djamaluddin yang diwakili Direktur Pembinaan Usaha Mineral Ediar Usman menyampaikan kriteria mineral kritis mendukung industri strategis nasional, mendukung peningkatan nilai tambah, mempertimbangkan ketersediaan deposit tambang, teknologi pengolahan dan resiko pasokan dalam pasar global. Ketentuan penyelidikan dan penelitian dalam rangka WUP sudah membuka peluang badan usaha melalui penugasan untuk meningkatkan data cadangan mineral kritis di Indonesia. Ketentuan penyelidikan dan penelitian dalam rangka WUP sudah membuka peluang badan usaha melalui penugasan untuk meningkatkan data cadangan mineral kritis di Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves menyampaikan bahwa meningkatnya permintaan terhadap critical mineral juga akan meningkatkan dampak lingkungan termasuk GHG emisi, akan tetapi emisi gas rumah kaca dalam memproduksi mineral kritis tidak lebih besar daripada dampak dalam penggunaan industrinya.

Bappenas menyampaikan kebutuhan mineral meningkat dengan transisi energi lebih dari 40% untuk tembaga dan elemen LTJ, 60-70% untuk nikel dan kobalt dan hampir 90% untuk Lithium. Permintaan mineral dalam kendaraan listrik dan penyimpanan baterai adalah kekuatan utama, tumbuh setidaknya 30 kali lipat hingga 2040, Lithium tumbuh tercepat 40 kali lipat di skenario 3040 dalam SDG sustainable development goals, diikuti grafit, Vibalt, Nikel hanya 30-35 kali.

LEN menyampaikan pada solar modul memerlukan raw material berupa silikon, alinium, dan tembaga.
Baterai yang saat ini digunakan untuk energi baru terbarukan menggunakan Lithium ion yang bahan dasarnya terdiri atas Lithium, cobalt, nikel, mangan, dan grafit. Teknologi pada full cell membutuhkan nikel, platina, perak sebagai bahan katoda dan anoda.

Antam menyampaikan perkembangan kendaraan listrik mengakibatkan peningkatan permintaan Ni-Co-Sc-Al. Perlu adanya dorongan/ insentif kepada investor dalam rangka studi pengembangan ekstraksi mineral kritis di Indonesia. ANTAM mengusulkan agar regulator mempersiapkan lembaga (atau sejenisnya) untuk menyiapkan dan mengoptimalkan proses recycling produk dari mineral kritis.

Indonesia bisa dan perlu fokus pada eksplorasi oportunistik (termasuk eksplorasi sekunder) untuk mengetahui komoditas yang secara kualitas dan kuantitatif memungkinkan, permintaan yang tinggi dan permintaan dalam negeri yang berkelanjutan, lebih cepat untuk mengembangkan mineral. Pemahaman yang memadai dalam konsep eksplorasi dan kriteria suksesnya termanifestasi dalam penemuan biji deposit yang ekonomis, yang dilakukan dalam waktu singkat, biaya rendah, dan kampanye ekonomi hijau.

Perlu dilakukan kerjasama dengan industri agar bisa mengembangkan mineral yang belum tereksplorasi contoh dolomit tidak hanya untuk pupuk tapi kandungan logam masa depan bisa dieksplorasi, menjaga keterdapatan Nikel dalam saphrodite. Keterdapatan mineral kritis lainnya juga perlu dijaga dan diperhatikan peruntukannya di masa depan

Dengan diadakan kegiatan ini diharapkan menjadi dasar penyusunan Roadmap Eksplorasi untuk Mineral Kritis, yang merupakan salah satu Langkah untuk menjadikan Badan Geologi sebagai CoE (Center of Excellence) dalam bidang eksplorasi mineral.

Reporter: Ronny

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini