Oleh Akbar Huesein*
Sekarang ini Kota Depok resmi berstatus zona merah Covid-19 yang Artinya bahwa Kota Depok memiliki risiko tinggi dan kematian tinggi akibat penularan Covid-19.
Bisa dikatakan bahwa Kota Depok kini sedang tidak baik-baik saja hampir mirip situasinya yang genting seperti di Ibukota Jakarta. Terakhir hasil penilaian Satgas Covid-19 RI dalam rilisnya menyatakan bahwa Skor Kota Depok dalam penilaian zonasi status zona merah Covid-19 juga turun dari 1,93 menjadi 1,8.
(Kompas, 2 Juli 2021)
Oleh karena itu atas dasar hal tersebut beberapa tokoh aktivis pergerakan Kota Depok yang dimotori oleh saudara Akbar Husein (Aktivis Pemuda Tani/Eks-TAPOL 2019), Tora Kundera (Aktivis Kebudayaan ‘Jaker’), Herry Hersong (Aktivis Relawan Gotong Royong), Bung Wido (Tokoh Serikat Buruh Kota Depok) dan Cak Anton Arema (Ketua Forum Pemerhati Olahraga Kota Depok) bersepakat untuk membentuk suatu gerakan solidaritas yang dinamakan SATGAS Covid Aktivis Kota Depok sebagai suatu gerakan sosial kemasyarakatan yang bertujuan turut andil dalam membantu dan mendukung pemerintah Kota Depok dalam hal ini SATGAS Covid-19 Kota Depok sebagai upaya mengendalikan dan menanggulangi bencana pandemi Covid-19 yang melanda Kota Depok.
SATGAS Covid Aktivis Kota Depok merupakan mitra strategis pemerintah Kota Depok salahsatu bentuk nyata dari program ini adalah mendukung ketersediaan stok pangan bagi komunitas-komunitas masyarakat kecil yang rentan di perkotaan dalam menghadapi dampak pandemi saat ini. Dimana realitas yang terjadi yang bisa kita lihat sekarang ini bahwa ancaman krisis pangan di tengah pandemi Covid-19 ini sudah mulai terjadi di Kota Depok. terutama di kalangan Buruh, tenaga kerja informal, dan pekerja harian adalah kelompok yang paling rentan terdampak.
Rencananya dalam menjalankan perannya ada empat skema yang akan dilakukan oleh SATGAS Covid Aktivis Kota Depok. Skema Pertama aksi donasi pangan yaitu dengan mendirikan Dapur Umum yang nantinya pangan tersebut akan diberikan langsung kepada komunitas-komunitas masyarakat yang paling terdampak Pandemi Covid-19 mereka adalah Buruh, tenaga kerja informal dan pekerja harian.
Skema kedua adalah aksi menyediakan pangan yang sehat dan ekonomis yaitu dengan membuat “bazaar” pasar murah sembako dimana skema ini berusaha menghubungkan antara produsen pangan skala kecil dengan konsumen prioritas. Konsumen prioritas saat ini adalah buruh, rakyat miskin kota, dan pekerja informal yang rentan terdampak Covid-19. Diharapkan cara ini akan menjadi jurus yang efektif dalam memutus mata rantai distribusi pangan yang panjang berbiaya tinggi.
Skema Ketiga adalah aksi donasi publik gotong royong bersama seluruh Aktivis Kota Depok. SATGAS Covid Aktivis Kota Depok mempersilakan publik yang ingin berdonasi baik berupa uang maupun alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan lainnya, untuk diberikan kepada masyarakat kecil di Kota Depok yang paling rentan terdampak Covid-19.
Skema keempat, yaitu aksi jaga wilayah dari virus Covid-19 yaitu berupa Penyemprotan Disinfektan di setiap wilayah RT/RW di kota Depok guna memutus rantai penyebaran virus corona. Gerakan ini memobilisasi dukungan kesehatan seperti masker kain, hand sanitizer, disinfektan, dan panduan mitigasi risiko kesehatan. Dan para penjahit rumahan yang mengalami penurunan pendapatan pun didorong membuat masker.
Pandemi Covid-19 ini belum akan berakhir dalam waktu dekat. Besar harapan kami bersama lembaga SATGAS Covid Aktivis Kota Depok ini para stakeholder dan komunitas-komunitas masyarakat di kota Depok seyogyianya bisa memperkuat lagi jejaring solidaritas bersama yang solid.
Perlu daya tahan yang panjang agar tak berlaku hukum alam “Bahwa hanya kelompok terkuatlah yang dapat bertahan” ‘Survival of the fittest. Apalagi kecakapan pemerintah kota Depok dalam hal ini SATGAS Covid-19 di Depok ketika menghadapi Pandemi Covid-19 ini sungguh memprihatinkan.
*Aktivis Tani dan Mantan Tahanan Politik
Depok, 5 Juni 2021