19 Januari 2021
BANDUNG, DISDIK JABAR – Ikatan Remaja Masjid (IRMA) menggelar “Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)” Pembina IRMA Jawa Barat melalui Zoom dan Youtube, diikuti oleh 510 orang pembina remaja masjid SMP/MTs. dan SMA/SMK/MA pada 16-17 Januari 2021.
Menurut Ketua Panitia, Rifa Anggyana, diklat pembina IRMA sekolah dan madrasah ini dalam rangka mendukung pembangunan di Provinsi Jawa Barat menuju Jabar juara lahir batin serta Jabar Masagi sebagai program unggulan dan kebanggaan masyarakat Jawa Barat.
Selain itu, kegiatan ini juga untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh pembina sekolah dan madrasah sebagai figur teladan peserta didik. Baik dari aspek intelektualitas, kepribadian, sosial maupun spiritual guru pembina.
Melalui diklat ini, diharapkan pembina IRMA sekolah dan madrasah mendapatkan pengetahuan tentang wawasan keislaman yang rahmatan lil’alamiin, seimbang dengan wawasan kebangsaan tentang Indonesia yang menghasilkan pribadi moderat dan toleran. Sehingga, tercapai pendidikan yang dapat mengembangkan karakter siswa berintegritas.
Diklat ini juga merupakan media taaruf, silaturahmi antarpembina IRMA sekolah dan madrasah. Selain itu, ajang berkoordinasi dan berkomunikasi guna menyamakan persepsi antarpembina IRMA di kabupaten dan kota se-Jawa Barat dalam memperkuat eksistensi IRMA serta mengembangkannya bersama-sama.
Di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, diklat pembina IRMA secara daring menjadi solusi terbaik agar kegiatan-kegiatan positif dapat tetap berjalan.
Semoga, pelatihan pembina IRMA Jawa Barat ini dapat berjalan baik, lancar, dan memberikan manfaat.
Ketua IRMA Jawa Barat, Aditya Gustian Saputra pun mengucapkan terima kasih kepada para pembina IRMA sekolah dan madrasah yang telah berpartisipasi dalam diklat pembina IRMA Jawa Barat ini.
IRMA Jawa Barat kini sedang membentuk kepengurusan di 27 kabupaten dan kota. Telah terbentuk pula koordinator wilayah di 13 wilayah sesuai kantor cabang dinas masing-masing.
“Mari kita tetap optimis menjalankan kegiatan walaupun daring. There is always hope for those who often pray. There is always a way for those who often try (selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa. Selalu ada jalan bagi mereka yang sering berusaha). Mari kita sama-sama berdoa agar pandemi Covid-19 segera diangkat oleh Allah SWT,” ajaknya.
Koordinator Forum Pembina IRMA Jawa Barat, Asep Saeful Bahri mengatakan, IRMA Jawa Barat adalah pusat aktivitas keumatan, khususnya pendidikan agama Islam dan keorganisasian Islam bagi para siswa/siswi, baik untuk kegiatan pendidikan, pembinaan, pembentukan karakter maupun aspek lainnya di sekolah.
Melalui program ini, IRMA Jawa Barat diharapkan mampu mengarahkan IRMA sekolah dan madrasah untuk menjadikan masjid sebagai sarana mencerdaskan, pusat kegiatan umat dan kegiatan ekonomi masyarakat.
Selain itu, program ini diharapkan dapat mencetak para pembina IRMA yang profesional dalam upaya membina serta meningkatkan kualitas pembinaan siswa/siswinya dalam pengelolaan masjid sekolah.
Program ini merupakan kegiatan utama untuk para pembina sekolah dan madrasah di 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat yang akan diadakan secara bertahap.
Setelah mengikuti diklat ini, semoga masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga bisa memberdayakan dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Ini merupakan inspirasi dan motivasi bagi takmir untuk memanfaatkan masjid sebagai pusat peradaban.
Kepala KCD Wilayah IV, H. Ai Nurhasan pun mengapresiasi IRMA Jawa Barat yang telah menyelenggarakan kegiatan diklat pembina ini.
“Tahun-tahun sebelumnya, kita dihadapkan pada disrupsi karakter, dimana anak didik kita bisa mengakses berbagai sumber informasi melalui internet. Jika hal ini tidak disikapi dengan bijak, anak-anak akan mengambil sumber-sumber belajar atau sumber informasi yang tidak tepat, bahkan cenderung menyesatkan,” ujarnya.
[21/1 14:23] R: Melihat kondisi masjid saat ini, menurut Ai, masjid hanya digunakan untuk salat. Ada beberapa yang sudah digunakan untuk aktivitas keagamaan, namun belum dikelola dengan baik. Padahal, masjid sangat banyak. Hal ini perlu manajemen yang bagus, bahkan harus terkoordinasi. Bukan hanya di lingkup sekolah, tapi juga untuk tingkat Jawa Barat.
“Kita tahu bahwa Rasulullah dan para wali mewariskan Islam yang rahmatan lil’alamin. Ini merupakan sendi yang harus kita perhatikan. Sehingga, peran masjid dan musala di sekolah maupun di lingkungan sekitar harus kita optimalkan. Bukan hanya untuk salat, tapi juga untuk kegiatan keagamaan lainnya dan sebagai pusat pembinaan umat,” ajaknya.
Diklat untuk para pembina ini sangat penting. Mengingat nama IRMA yang semakin besar dan mencapai seluruh kabupaten dan kota se-Jawa Barat, tentu diperlukan manajemen yang responsif dan berkualitas. Sehingga, pembina IRMA benar-benar orang yang ikhlas dalam bekerja dan memiliki kompetensi manajemen yang baik.
Reporter : Rony