Bangun Pendidikan dengan Inovasi, Kolaborasi, dan Desentralisasi

0
1

INDRAMAYU, DISDIK JABAR – Mari terus jaga kekompakan dan loyalitas untuk membangun pendidikan bersama-sama.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi saat meresmikan Gedung Center of Excellence (CoE) SMKN 1 Losarang Indramayu di Jalan Raya Pantura, Santing, Kec. Losarang, Kabupaten Indramayu, Jumat (5/3/2021).

Kadisdik pun menegaskan perlu mengejar ketertinggalan dengan inovasi, kolaborasi, dan desentralisasi. “Saya sebagai Kadisdik akan menerapkan itu. Kita butuh inovasi karena dengan inovasi, target yang awalnya tercapai dalam waktu lima tahun, bisa terealisasi dalam waktu 2-3 tahun,” ujar Kadisdik.

Dengan kolaborasi, tambah Kadisdik, kalau hanya mengandalkan Anggaran Pendidikan Belanja Daerah (APBD) tidak akan cukup. “Untuk itu, kita butuh kolaborasi,” ucapnya.

Sedangkan desentralisasi, lanjut Kadisdik, seefektif apa pun sebuah manajemen, rentang kendali pihaknya dengan kepala sekolah atau siswa terlalu jauh. “Maka, desentralisasi ini adalah bagian yang akan saya lakukan ke depannya. Tahun ini sudah dimulai,” ungkapnya.

Jadi, menurut Kadisdik, rumusnya ada tiga, yaitu inovasi, kolaborasi, dan desentralisasi. “Saya berharap ini semua bisa dilakukan. Contohnya, saat ini saya desentralisasikan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kepada 13 kantor cabang dinas pendidikan wilayah. Setiap kepala cabang dinas menjadi ketua PPDB di wilayahnya. Karena ini bagian dari desentralisasi,” jelas Kadisdik.

Pada 2022, lanjut Kadisdik, akan kehabisan guru. Jadi, guru yang satusnya pegawai negeri sipil (PNS) akan pensiun. Maka, strateginya adalah sertifikasi guru non-PNS untuk menjadi guru pengganti saat guru-guru PNS pensiun.

Strategi kedua, tambah Kadisdik, yaitu membuka Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), selanjutnya adalah diklat Program Profesi Guru (PPG).

“Termasuk kepada Bapak-Ibu Kepala Sekolah. Dalam diklat kepala sekolah kemarin, saya sangat bangga karena pada diklat substansi, tingkat kelulusannya mencapai 91,4%,” tuturnya.

Kadisdik mengungkapkan, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) pun memberikan apresiasi dan menyatakan bahwa selama 15 tahun sejak berdirinya LP2KS, Jawa Barat menempati kelulusan tertinggi pada tes substansi.

“Biasanya, rata-rata kelulusan LP2KS itu di 70%. Sedangkan Jawa Barat mencapai 91,4%,” ungkap Kadisdik.

Kadisdik pun memuji jurusan las SMKN 1 Losarang, terutama di Segitiga Patimban. “Kita harus berpikir hidup ini semakin meningkat. Ada tantangan di Segitiga Patimban ini. Jurusan las SMKN 1 Losarang luar biasa. Pelabuhan memerlukan lulusan dari jurusan las untuk pengelasan bawah laut. Jurusan ini sangat prospektif, permintaan pun banyak,” ujar Kadisdik.

Menanggapi hal tersebut, Kepala SMKN 1 Losarang, Armawi Charli menyatakan bahwa teknik pengelasan SMKN 1 Losarang pernah menjadi juara nasional. Begitu juga dengan jurusan lain, sempat menyabet juara di tingkat provinsi hingga nasional.

Ia berharap, dengan bantuan program COE tahun 2020, SMKN 1 Losarang lebih confident dan percaya diri untuk mengembangkan mutu sekolah.

Reporter : Rony

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini