DEPOK – Sejumlah seniman Depok yang tergabung dalam Lembaga Kebudayaan Depok (LKD) unjuk kemampuan seninya, baik kreasi maupun dalam seni peran dalam Film Gong Si Bolong. Film ini akan diluncurkan ke publik dengan pemutaran di Betawi Ngoempoel Creative Centre (BNCC) di Tanah Baru, Beji, Depok, Sabtu malam, 7 Januari 2022.
Acara akan dirangkaikan dengan perkenalan Lembaga Kebudayaan Depok sekaligus pengukuhan kepengurusannya. “LKD adalah ikhtiar untuk menggali, melestarikan, dah mengembangkan kebudayaan di Depok yang multikultur,” kata Sekreraris LKD Tora Kundera di Depok, Sabtu (7/1).
LKD didirikan oleh sejumlah budayawan dan seniman di Depok. Mereka antara lain Jeffrey Sumampaow, Nuroji, Entong Manisah Boy, Puguh Tjahjono, Sihar Ramses Simatupang, Torben Rando Oroh, Kurniawan, Syahrullah Imaduddin, Iman Sembada, Jimmy S Johansyah, Bambang Wahyudin, Hanoeng M Nur, Ary Trisna Oktavierasasi, Mustafa Ismail, dan Iin Marlina’
Adapun di kepengurusan terdapat sejumlah nama seniman yang selama ini berkiprah secara nasional seperti Daus Mini, Ginanjar Empat Sekawan, Rosmala Sari Dewi, Willy Ana, Logo Situmorang, Fanny J Poyk, dan lain-lain. “Kita akan mulai mendata objek-objek kebudayaan di Depok,” kata Ir Nuroji, ketua dewan pembina LKD.
Film Gong Si Bolong Karya LKD
Menurut mantan Ketua Umum Dewan Kesenian Depok, Ir.H.Nuroji M.Si, Film Gong Si Bolong adalah karya pertama Lembaga Kebudayaan Depok. Cikal bakal terwujudnya film Gong Si Bolong diawali ketika sejumlah seniman mengadakan pertemuan di Betawi Ngoempoel Creative Center (BNCC).
Adalah seorang kreator Eka Perdana dan tokoh budayawan Depok, Haji Nuroji, beserta sosok seniman senior Entong Manisah Boy, mencoba mengusung ide untuk pembuatan film tentang keberadaan Gong si Bolong yang ada di wilayah Depok.
“Saya bersama beberapa anggota LKD mencoba bagaimana mengangkat keberadaan benda sejarah Gong Si Bolong ke dalam sebuah film yang dibumbui rasa milenial, dan itu yang sebenarnya menjadi tantangan orang-orang kreatif di BNCC,” ungkap Nuroji, yang juga merupakan Pembina LKD ini.
Ditambahkan Nuroji, film ini akan menjadi tontonan edukasi yang menghibur dan mendidik, bagi masyarakat Indonesia. Tentunya, tanpa melupakan peran para sesepuh yang konsisten untuk generasi pemegang estafet dalam menjaga teguh adat istiadat agar jangan sampai punah terlindas zaman.
Dalam kaitan itu, seniman senior Entong Manisah Boy mengungkapkan bahwa, dalam menterjemahkan konsep dukumenter agar mewujud cair dan bisa diterima oleh kalangan muda saat ini, memang bukan persoalan mudah, “beruntung kami punya Eka Perdana seorang kreator yang mampu menjembatani antara literasi sejarah seperti Gong Si Bolong ke dalam pendekatan kekinian,” timpal lelaki yang akrab di panggil Bang Boy ini.
Sementara menurut Eka, film yang mengangkat tagline “Kita Punya Warisan” ini,
Dikemas pada titik tolak dari seni musik tradisi dan pertunjukan lenong. Karena itu, film ini diharapkan dapat memberi warna baru kepada generasi saat ini dalam menikmati film bertemakan budaya yang disuguhkan dengan sentuhan anak muda.
Sedangkan menurut Ketua LKD, Kurniawan, film ini adalah wujud partisipasi LKD dalam aksi peduli budaya. Apalagi cerita yang diangkat berlatar belakang budaya Depok.
Rencananya film besutan sutradara Masree Ruliat ini akan melakukan “Road Show” pemutarannya di sekolah yang ada di daerah-daerah.
Bahkan film yang diperankan oleh Firmansyah, Yuna Anggraini, Entong Manisah Boy, Iin Marlina, Atma Yudfi Ramadan, Kong Ridan dan Sari Hidayat, serta ditulis oleh Jimmy S Johansyah ini, diharapkan mampu menjadi duta di ajang Festival Film Nasional.
“Intinya film ini ingin mengkolaborasi antara budaya yang ada di Depok dengan balutan generasi multi media yang ada saat ini, dan kemudian mewujud menjadi sebuah film yang berkelas,” kata Kurniawan.
Sedangkan lokasi syuting film ini dilakukan di beberapa tempat bersejarah yang ada di Depok, juga tentunya dengan menyelipkan informasi budaya kuliner yang ada di Depok, sekaligus demi mengangkat pariwisata Kota Depok juga, dengan mengambil gambar tempat tempat bersejarah.(Nia)